Mencegah Penyakit Kegemukan Dan Diabetes, RI Didorong Terapkan Cukai Minuman Berpemanis dalam Kemasan


 Pengamat kesehatan menyaksikan trend penyakit tidak menyebar, seperti kegemukan dan diabetes, di Indonesia yang makin mencemaskan. Ini berdasar data dari Penelitian Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang menyaksikan pembagian penyakit tidak menyebar bertambah 2x lipat dari 10,3 % pada 2007 jadi 21,8 % pada 2018.

Berkaitan hal itu, Center for Indonesia's Taktikc Development Initiatives (CISDI) menggerakkan pemerintahan supaya mengaplikasikan peraturan cukai untuk minuman berpemanis dalam paket (MBDK). Ini karena rutinitas konsumsi produk itu dapat berperan pada tingginya angka penyakit tidak menyebar dalam masyarakat.

"Data dari Susenas rupanya memperlihatkan konsumsi warga pada MBDK dari tahun ke tahun makin bertambah. Jika kita saksikan dalam dua dasawarsa paling akhir kenaikannya itu bahkan 15 kali lipat," kata salah satunya periset CISDI, Gita Kusnadi, dalam pertemuan jurnalis online dan diambil pada Rabu (8/6/2022).

"Ini tempatkan Indonesia sebagai negara dengan konsumsi MBDK paling tinggi di Asia Tenggara," sambungnya mengarah pada data riset yang menunjukkan orang Indonesia dapat konsumsi sampai 20,23 liter MBDK dalam satu tahun.

Melalui implementasi cukai harga MBDK diharap akan jadi lebih tinggi hingga bisa kurangi ketertarikan warga untuk mengkonsumsinya.

dr Rudy Kurniawan, SpPD, DipTH, sebagai pendiri Komune Sahabat Diabet ikut menyepakati gagasan implementasi cukai untuk MBDK. Tetapi, menurut dia ini harus juga diimbangi dengan pembelajaran untuk warga.

Maksudnya supaya warga betul-betul memahami kenapa pada akhirannya konsumsi MBDK harus terbatasi.

"Cukai ini menjadi satu diantara langkah supaya beberapa orang tidak banyak minum dan makan manis. Tetapi lebih bagus pembelajaran, pengajaran mengenai kesehatan basic gizion gula, garam, dan lemak," kata dr Rudy dalam peluang yang serupa.

"Jika tidak ada customer dari sejak awalnya, terdidik tidak untuk konsumsi manis-manis, automatis perusahaan akan sesuaikan ," ujarnya.


LihatTutupKomentar