Tawuran yang tragis antar perguruan silat di Taiwan telah menyebabkan seorang pekerja migran asal Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, kehilangan nyawanya. Kejadian ini disampaikan oleh Ari Hartono, Sekretaris Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Kabupaten Trenggalek.
Korban pekerja migran yang meninggal dalam insiden perguruan silat di Taiwan berasal dari Kecamatan Watulimo. Menurut Ari, "Infonya yang meninggal orang daerah Prigi, satunya lagi masih kritis," yang mana yang kritis adalah saudara kembar dari korban yang meninggal.
Sementara penyelidikan masih berlangsung dan pihak berwenang sedang berkoordinasi dengan Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), perlu dipahami bahwa insiden ini adalah salah satu contoh dari konflik antar perguruan silat yang terjadi tidak hanya di Indonesia, tetapi juga mencapai Taiwan.
Perguruan silat sering kali membawa gengsi dan rivalitas yang mendorong anggotanya untuk menunjukkan keunggulan mereka. Kondisi ini juga berlaku bagi pekerja migran yang bekerja di Taiwan sebagai anggota perguruan silat. Sayangnya, persaingan ini bisa berakhir dengan bentrokan fisik yang serius.
Bentrokan antar dua kelompok perguruan silat ini bahkan ditampilkan oleh stasiun televisi Taiwan, TVBS News, dalam sebuah video yang dirilis pada tanggal 4 September dengan judul "Klub Bela Diri Indonesia Terkuat Bertarung secara Berkelompok." Dalam video ini, diungkapkan bahwa konflik tersebut bermula dari tantangan yang dilemparkan di media sosial dan kemudian berlanjut hingga pertemuan fisik di stasiun kereta api, menghasilkan bentrokan yang tidak seimbang.
Satu kelompok hanya terdiri dari 6 orang, sementara kelompok lainnya berjumlah 23 orang. Dalam video ini juga diidentifikasi dua perguruan silat yang terlibat dalam bentrokan tersebut, keduanya memiliki reputasi besar di Indonesia dan sering terlibat dalam bentrokan serupa di dalam negeri.
Video ini memperlihatkan bagaimana salah satu kelompok mengejar kelompok lain di jalan raya pada malam hari, dan polisi setempat berhasil menghentikan para pelaku. Video juga memperlihatkan korban yang terluka serta senjata tajam yang disita sebagai barang bukti.
Namun, video ini juga memicu reaksi negatif dari warga Taiwan yang mengecam perilaku para pekerja migran ini yang mereka anggap meresahkan masyarakat setempat. Sebuah komentar dari warga Taiwan menyuarakan ketidakpuasan mereka, "Kalian datang ke Taiwan untuk bekerja atau untuk bergabung dengan kelompok petarung? Kalau mau bertarung, sebaiknya di negaramu saja. Tidak perlu jauh-jauh terbang ke Taiwan untuk bertarung."
Kejadian ini menjadi peringatan serius tentang bahaya rivalitas antar perguruan silat yang dapat berujung pada konflik fisik yang berakibat fatal, terutama di lingkungan pekerja migran di luar negeri. Diperlukan langkah-langkah preventif untuk mencegah terulangnya insiden semacam ini dan melindungi pekerja migran Indonesia yang bekerja di luar negeri.