Phu Quoc (dalam bahasa Vietnam disebut Phú Quốc) adalah sebuah pulau yang terletak di bagian barat daya Kamboja, dekat dengan pulau Ko Thmei. Pulau ini secara administratif termasuk dalam wilayah kota provinsi Kien Giang di Vietnam. Dengan luas wilayah mencapai 574 km², Phu Quoc menjadi salah satu pulau terbesar di kawasan tersebut, menawarkan pesona alam yang luar biasa dan kekayaan budaya yang menarik.
Dengan populasi sekitar 100.000 jiwa, pulau ini menjadi rumah bagi masyarakat yang beragam dengan berbagai latar belakang etnis dan agama. Agama mayoritas di wilayah ini mencakup penganut Kristen Protestan dan penganut Agama Buddha, menciptakan keragaman kehidupan beragama di Phu Quoc.
Phu Quoc telah meraih popularitas sebagai destinasi wisata terbaru di Vietnam, namun di balik keindahan pulau ini tersimpan sebuah masa lalu kelam yang terukir dalam sejarahnya, yaitu Coconut Tree Prison atau Penjara Phu Quoc. Penjara ini, awalnya dibangun oleh Prancis selama masa penjajahan Vietnam, berdiri megah sejak tahun 1993.
Menurut informasi resmi dari situs penjara yang diperoleh pada Rabu (13/12/2023), Coconut Tree Prison awalnya didesain khusus untuk menahan warga Vietnam. Pada tahun 1967, pemerintahan Saigon memperluas penjara ini menjadi sebuah kompleks seluas 4 kilometer persegi, yang kemudian digunakan sebagai tempat penahanan bagi tentara komunis selama periode perang.
Kekejaman yang terjadi di penjara ini membuatnya terkenal. Para tahanan tidak hanya mengalami kekerasan fisik, melainkan juga siksaan yang sangat kejam. Beberapa di antaranya mencakup penyiksaan dengan cahaya yang membuat buta, pengurungan dalam karung yang kemudian dibakar hidup-hidup, penahanan dalam kandang berduri, hingga penyisipan tongkat ke dalam tenggorokan. Semakin sering seorang tahanan mencoba melarikan diri dan ketahuan, semakin berat dan kejam hukumannya, bahkan berujung pada kematian.
Dalam sejarahnya, penjara ini menampung lebih dari 32.000 tahanan, namun pada beberapa periode tertentu, jumlah tahanan bisa mencapai 40.000 orang. Dengan kondisi yang sempit dan siksaan berat, tak sedikit tahanan yang kehilangan nyawa di dalam penjara ini, mencapai ribuan angka kematian.
Penjagaan di sekitar penjara ini sangat ketat, terutama karena lokasinya yang terpencil di sebuah pulau. Bayangkan, setiap dua orang tahanan dijaga oleh satu aparat, dan lebih dari 4.000 aparat menjaga sepanjang pantai dan udara. Melarikan diri dari penjara ini menjadi sesuatu yang hampir tidak mungkin.
Meskipun Coconut Tree Prison dikenal dengan kekejamannya, kini penjara ini telah diubah fungsi menjadi museum. Di dalamnya, pengunjung dapat melihat replika boneka yang menggambarkan kondisi narapidana dan sipir yang mengalami siksaan. Meskipun hanya boneka, peragaan siksaan tersebut tetap menyuguhkan gambaran yang sadis dan mengerikan, mengingatkan pada masa lalu yang kelam namun penting untuk diingat. Para mantan narapidana yang berhasil selamat bahkan sering datang ke museum ini untuk mengenang kembali pengalaman pahit mereka.